Daftar Blog Saya

Rabu, 09 November 2011

The King Of Tempe

Bagaimana ya rasaNya belajar tentang hidup dan sukses dari seorang anak kampung dari desa di Indonesia yg cukup sulit di jangkau kendaraan dan sekarang beliau berhasil memasarkan 'tempe' hingga seluruh jepang?bahkan hampir seluruh restoran jepang hari ini menggunakan tempeNya.
Tempe yg selama ini identik sebagai makanan kaum menengah kebawah,di tangan beliau telah berubah citraNya.
Uniknya lagi,per 5 hari karena tempe beliau bisa mendapatkan 800 juta dr negara yg terkenal cukup ketat dalam Quality control ini,Ingin tau rasaNya?
Ikuti,diskusi inspirational yang digagas digibooks tgl 26 november 2011 bersama bpk Rustono " KING OF TEMPE" dan bio hadikesuma,ceo digibooks dengan Tema : "WHAT IS YOUR DREAM?" di Yogyakarta

kontak person hub : Leo 087738169006
Cipto 085747981855
Digibooks 0274-3214924

Keputusan yang qta ambil adalah jawaban untuk masa depan...........

Minggu, 10 April 2011

Prelude to April ' Trip to Kediri '

Kota Kediri salah satu kota di Provinsi Jawa Timur yang menjadi tujuan wisata kami kali ini. Mengapa Kediri?? Karena berdasarkan cerita dari beberapa teman yang berasal dari kota tersebut mengatakan Kediri pantas dan wajib dikunjungi karena di tempat ini menyimpan begitu banyak tempat- tempat wisata yang tidak kalah menariknya dengan daerah wisata lainnya di Pulau Jawa. Selain menyimpan wisata alamnya yang masih alami, disini kami juga bisa belajar tentang sejarah kota Kediri yang merupakan bekas dari Kerajaan Kediri yang dipimpin oleh Raja Jayabaya yang terkenal dengan ramalan- ramalannya. Namun, perlahan kerajaannya runtuh karena dijajah oleh Kerajaan Singosari yang dipimpin oleh Ken Arok. Konon para abdi dalem membakar Istana Kerajaan dan ikut masuk bunuh diri ke dalam api karena mereka lebih memilih mati daripada dijajah oleh kerajaan lain.


13024502201430720158
Kediri,, Kediri,, Kediri...
Jumat 1 April 2011, Perjalanan kami tempuh selama 6jam dari stasiun lempuyangan yogyakarta menuju stasiun kediri  menggunakan kereta api kahuripan (ekonomi) dengan harga tiket sebesar Rp 24.000,-/org. Kami harus menunggu satu jam lebih sebelum kereta berangkat karena kereta mengalami keterlambatan, kereta yang seharusnya berangkat pukul 06.10 wib jadi pukul 07.15 wib baru berangkat. Sungguh perjalanan yang diluar dugaan, walaupun sebelumnya saya sudah diberitahu bagaimana kondisi didalam  kereta kelas ekonomi namun sampai Stasiun Brambangan baru saya bisa benar- benar menikmati perjalanan dengan dikelilingi para penjaja barang dan makanan. Di Stasiun Solo Jebres kami bertemu dengan Reza dan Krisna yang akan menemani perjalanan kali ini.



1302447469941207325
jalan dhoho,kediri
Pukul 13.00 wib kami sudah sampai di Stasiun Kediri, disini kami bertemu dengan Mb Rani, Mas Ferry dan Mas Maruto kawan Bayu selaku tuan rumah yang akan menemani dan mengajak kami berkeliling kota selama kami disana. Dari stasiun Kediri kami menuju Daerah Wisata Besuki yang terletak di Desa Jugo, Kecamatan Mojo,Kediri. Jarak tempuh dari Kota Kediri ke arah barat, kurang lebih 25 kilometer menggunakan mobil pick up yang kami carter dari Terminal Kediri karena tidak ada angkutan umum untuk menuju daerah tersebut.

Kawasan Wisata Besuki ini merupakan daerah wisata yang berada di pegunungan wilis di antara hutan pinus sehingga selama perjalanan kami disuguhi pemandangan yang sangat indah dan masih alami. Di kawasan ini juga terdapat dua air terjun yaitu air terjun ironggolo dan air terjun dholo.


1302448137444997442
AkhirNy nyampe jg di kawasan Wisata Besuki
Kami sampai di pintu gerbang "Kawasan Wisata Besuki" setelah menempuh perjalanan selama 1.5 jam dari pusat kota kediri, jarak tempuh yang lebih lama dari biasanya karena kondisi jalan yang rawan longsor dan hujan yang turun. Di sekitar kawasan ini terdapat tower- tower pemancar stasiun televisi yang menjulang tinggi menghiasi daerah tersebut  baik stasiun televisi lokal hingga berskala nasional. Dari pintu gerbang wisata besuki kami harus menempuh perjalanan lagi dengan berjalan kaki sekitar 2km untuk sampai di Air terjun Ironggolo. Sesampainya ditempat ini kami memutuskan untuk beristirahat dan bermalam disini saja karena hari sudah  menjelang malam dan hujan turun semakin lebat.



13024483051469197508
iniLah menu utama

13024500591370106983
Gapura Ironggolo "Tiga Serangkai"
Sabtu 02 April 2011, Pagi yang dingin karena embun yang masih membasahi setelah hujan yang turun semalaman apalagi sang empunya kehangangan "matahari" tak kunjung jua menampakkan cahayanya. Suasana pagi di pinggir hutan pinus yang sangat indah disertai dengan suara burung yang terus bernyanyi dan berkicau seperti ingin membangunkan kami yang masih terlelap dibalik "sleepingbed" sehingga membuat kami bergegas untuk segera bangun dan menikmati udara yang sejuk dan pemandangan yang indah ini. Setelah menyantap sarapan pagi dengan Menu ala kadarnya yaitu Nasi Sarden, Omelet, dan Mie daun pakis hutan. (Daun pakis hutan ini kami dapat dari seorang Bapak pencari getah pinus yang menemani kami menghabiskan malam di pinggir hutan ini, soal rasa jangan ditanya lagi.... hufh..mantapppp..)



13024484232000435382
jalanNy mantap bukan...???!!!!!
Kami melanjutkan perjalanan lagi menuju Air Terjun Dholo yang jaraknya sekitar 5Km dari air terjun ironggolo ini selama 2.5 jam dengan berjalan kaki karena memang tidak ada angkutan umum yang berani naik hingga pintu masuk kawasan Air Terjun Dholo, kalaupun ada kami harus menyewa mobil penduduk setempat atau naik ojek dengan harga yang cukup terjangkau sekitar Rp 100.000,- untuk mobil dan Rp 20.000 -30.000/org untuk ojek. Namun kami memutuskan untuk berjalan kaki saja untuk menghemat ongkos dan bisa menikmati pemandangan yang sangat indah meskipun capek menyerang sehingga kami harus berkali- kali berhenti untuk beristirahat karena kondisi jalan yang naik turun begitu curam dan berliku ditambah lagi kami harus tetap waspada dengan adanya tebing -tebing yang rawan longsor. Semua rasa capek itu hilang ketika kami sudah sampai di Air Terjun Dholo yang begitu indah, debit air yang turun dari atas juga tidak terlalu besar menggoda kami untuk segera menceburkan diri apalagi setelah berjalan melewati anak tangga sekitar 750m kebawah untuk menuju air terjun tersebut.



1302448660135986930
Segarnya air pegunungan..

1302449167369808272
Air terjun Dholo

1302449988152097571
Basah- basah ria....
Setelah puas menikmati keindahan air terjun dholo yang begitu eksotik kami melanjutkan perjalanan kembali menuju Gua Maria Lourdes Puh Sarang yang terletak di Desa Puh Sarang, Kecamatan Semen dengan menyewa minibus seorang warga yang kami temui perjalanan dengan ongkos Rp 25.000/org karena kami saat turun sudah kesiangan dan dapat dipastikan tidak akan ada angkutan yang dapat mengantarkan kami menuju Puh Sarang  jika kami masih memaksakan diri untuk berjalan kaki.



1302449261738157746
Tungguin aq donk,,,!!!!

1302449336852122715
Tebingnya mantapp.. !!!
Gereja Puh Sarang ini merupakan Gereja khatolik yang sudah cukup tua yang didirikan sekitar tahun 1936 dan memiliki bentuk bangunan yang unik dengan arsitektur perpaduan kebudayaan jawa- hindu. Di kawasan Gereja ini  terdapat sebuah Gua Maria Lourdes beserta sendang yang airnya dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit dan juga terdapat makam dan Krematorium untuk para Rama Keuskupan setempat yang sudah meninggal dunia. Area Gereja ini cukup luas sekitar 2Hektar meter persegi dengan suasana dan pemandangan yang masih asri karena terletak di lereng Gunung Wilis. Di tempat ini pula biasa diselenggarakan misa khusus hanya pada hari Jumat Legi saja, di hari tersebut biasanya Gereja ini ramai sekali dikunjungi para peziarah yang datang hingga dari luar kota. Setelah berziarah, jalan salib dan menikmati pemandangan dikawasan ini kami segera pulang karena sudah dijemput oleh kawan kami. Sebelumnya kami sempat berniat untuk bermalam di tempat ini karena lagi- lagi sudah tidak ada angkutan umum untuk mengantarkan kami menuju pusat kota Kediri.



13024494351490671377
Gereja Puh Sarang tampak depan,,,

13024495151653528643
Numpang narsis ya,, guk,,guk..

13024495791364867933
Gua Maria Lourdes

130244963865120300
Stasi Jalan Salib part I
Tempat tujuan wisata kami selanjutnya adalah di Simpang Lima Gumul yang berada di pusat kota kediri. Sebuah monumen yang mirip seperti salah satu monumen yang berada di Perancis. (Jadi, berasa foto di Perancis gitoh..hehe) Namun karena kami datang sudah lewat malam sehingga kami tidak dapat masuk kedalam monumen tersebut hanya bisa menikmati pemandangan di sekitar monumen dan bernarsis ria ala anak layangan. tidak jauh dari monumen ini terdapat pasar malam jadi kami memutuskan berkeliling untuk mencari Nasi Pecel sambal tumpang salah satu kuliner khas kediri. (sambal tumpangnya maknyusss.. pedese rekk...hehehe)



13024497181836945201
Simpang Lima Gumul
Minggu 03 April 2011, pagi yang indah dan cukup cerah kali ini tidak seperti hari kemarin yang selalu mendung dan diiringi gerimis. Gunung Klotok yang berada di Kecamatan Mojoroto menjadi tempat tujuan wisata kami yang terakhir. Gunung Klotok ini merupakan sebuah tempat wisata yang cukup terkenal di Kediri ini karena selain wisata alam kami juga bisa belajar sejarah dengan adanya sebuah Museum Airlangga yang berada tidak jauh dari pintu masuk tempat wisata ini. Di tempat ini pula terdapat sebuah Gua yang bernama Gua Selomanggleng. Gua yang cukup menarik untuk dikunjungi karena dari bentuknya yang unik dengan 2 mulut gua yang berdampingan. Menurut kepercayaan warga sekitar dua mulut gua ini merupakan sebuah jalan menuju Laut selatan untuk jalan yang di sebelah kiri dan menuju Mekkah untuk jalan yang di sebelah kanan.



1302449852386712489
Koleksi Museum Airlangga

1302449905469618697
Goa Selomanggleng
Selain itu tidak jauh dari Gua Selomanggleng terdapat sebuah bukit yang bernama bukit maskumambang dengan anak tangga yang cukup panjang. Di puncak bukit ini terdapat makam atau petilasan  Mbah Boncolono yang merupakan sosok yang cukup berpengaruh di kota Kediri pada masa lampau dan dari tempat ini pula kami dapat melihat panorama kota Kediri yang cukup indah dengan hamparan sawah yang terbentang luas.



13024503641596201497
Petilasan Mbah Boncolono

130245072395967933
Ini dia Stick Tahu Poo khas Kediri
Setelah cukup puas berkeliling kota Kediri kami melanjutkan untuk mencari buah tangan alias oleh- oleh khas Kediri berupa Tahu Takwa/Poo dan Kerupuk Pasir (kerupuk yang digoreng dengan pasir) dan kembali pulang menuju kota tercinta Ngayogyakarta.


Matur Nuwun,..
Terimakasih buat semua yang telah berperan penting atas perjalanan ini..

Jumat, 25 Maret 2011

susur pantai dr pantai BARON - pantai SUNDAK wonosari Yogyakarta

Sabtu 12 Maret 2011, terasa berat untuk membuka mata dan beranjak dari tempat tidur tapi karena hari ini ada rencana untuk susur pantai di  Wonosari, Gunungkidul Yogyakarta jadi dengan berat hati saya harus mengurungkan niat untuk tetap terlelap di pulau kapuk tercinta padahal cuaca kali ini begitu mendukung untuk “hibernasi” istilah yang sering saya gunakan jika saya ingin bermalas- malasan di Pulau kapuk (tempat tidur) sepanjang hari libur Sabtu- Minggu.
Rencana semula saya dan Liya akan berangkat pagi pukul 05.00wib tapi karena beberapa faktor, pukul 07.30 wib kami baru  menuju Terminal Giwangan, Yogyakarta dengan naik bus Trans Jogja Jalur3B dengan tiket sebesar Rp 3.000,-/org. Sampai di terminal kami langsung meluncur mencari bus jurusan Jogja- Wonosari, sempat bingung karena ini pertama kalinya saya dan Liya naik bus ke Wonosari dengan tarif sebesar Rp 5.000,-/org.
1300199166339873260
Pantai Drini
Dari Terminal Giwangan bus melaju dengan kecepatan sedang walaupun beberapa kali Pak Sopir menambah kecepatan saat melewati jalur cepat atau Ring Road membuat kami harus tetap waspada. Kami turun di Terminal Wonosari setelah menempuh perjalanan selama 2jam.  Dari sini kami tidak langsung mencari bus Jurusan Baron tapi kami malah  menyusuri  jalan sepanjang Pasar Wonosari untuk mencari bekal makanan dan ATM terdekat. Perjalanan menuju Pantai Baron kami tempuh selama 1jam menggunakan minibus jurusan Baronan dengan tarif Rp 10.000,-/org. (usut punya usut ternyata tarifnya lebih mahal dari penumpang lainnya, mungkin karena kami pendatang bukan warga setempat, tapi tidak masalah hitung- hitung kasih rejeki ke bapak angkotnya.)
1300197502104596675
Perahu Nelayan pulang dari melaut
Pukul 12.04 wib Akhirnya kami sampai di Pantai Baron yang terletak di Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, sekitar 20 km arah selatan kota Wonosari (40 km dari kota Yogyakarta ).  Pantai ini  menjadi saksi pertemuan antara air laut dan air tawar, yang merupakan hasil dari sungai yang bermuara di satu sudut Pantai Baron, sebagai perlambang berpadunya dua hati meski dengan perbedaan latar belakang. Di Pantai Baron ini banyak dijumpai Warung- warung makan yang menjajakan aneka masakan ikan laut, udang, cumi, dan hasil tangkapan Para Nelayan lainnya dengan harga yang ditawarkan cukup terjangkau atau kita juga bisa membeli ikan mentah langsung dari Para Nelayan di TPI (Tempat Pelelangan Ikan).
Karena tujuan kami adalah menyusuri pantai jadi kami tidak berlama- lama di Pantai ini, kami naik ke atas bukit dengan mengikuti petunjuk jalan salah seorang warga setempat. Dari bukit ini kami bisa melihat aktivitas para pengunjung yang bermain- main di sepanjang pantai bahkan para nelayan yang sedang pulang dengan kapal dan membawa hasil tangkapannya,  benar- benar pemandangan yang indah, pantai dengan pasir putihnya dan tebing batu karang yang menjulang tinggi berdiri kokoh.  Kami menyusuri jalan setapak dan beberapa kali menjumpai penjual makanan dan es kelapa muda, sampai akhirnya kami tidak menjumpai seseorangpun dan tersesat diujung jalan. Beruntung dengan insting dan naluri saya yang tetap waspada sehingga kami bisa menemukan badan jalan lagi padahal saya sudah kebingungan, takut terjadi sesuatu karena hujan mengiringi perjalanan kami.
1300197721482291786
Pantai kukup
Butuh waktu satu jam bagi kami untuk melewati bukit ini hingga akhirnya kami sampai di Pantai Kukup yang terkenal dengan beragam ikan hias air laut dan biota laut yang sangat indah di Aquarium Laut atau yang dijajakan para pedagang di sepanjang pantai.  Di Pantai ini terdapat sebuah pulau karang yang dihubungkan dengan jembatan senggol, dari atas Pulau karang kita dapat melihat hamparan pantai yang cukup luas dan sangat indah. Berbeda dengan Pantai Baron disini  kami tidak menjumpai aktivitas Para Nelayan dan kapalnya mungkin  karena struktur pantai yang lebih landai dari Pantai Baron jadi tidak dapat digunakan untuk melaut.
Pukul 14.40 wib melanjutkan perjalanan menuju Pantai Sundak setelah sebelumnya kami mampir ke salah satu pondok makan untuk mengisi perut. Menurut Ibu penjaga Warung, jarak Pantai Sundak dari Pantai ini sekitar 7km lagi cukup jauh jika ditempuh dengan jalan kaki, Ibu Penjaga sempat  menyarankan kami untuk naik Ojek saja karena khawatir kalau terjadi sesuatu pada kami berdua apalagi akhir-akhir ini sering terjadi perampokan. Namun kami tetap “ngeyel” (bhs. Jw) dan melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki.
Sepanjang perjalanan kami melewati ladang kacang tanah,singkong dan jagung serta hutan Pohon Jati karena kondisi tanah di wonosari yang berupa lahan kering tadah hujan yang tergantung pada daur iklim khususnya curah hujan sehingga tidak cocok bila ditanami dengan tanaman padi misalnya. Kawasan perbukitan yang sebagian merupakan perbukitan Karst atau Gunung Kapur yang menjulang tinggi menambah semangat dan decak kagum kami meski demikian kami harus beberapa kali beristirahat dan merasakan lelah yang luar biasa dengan jalan yang naik turun begitu curam.
130019808640527880
Salah satu sudut Pantai Krakal
Pukul 17.15 wib Rasa capek semakin terasa dengan beban dipunggung yang terasa semakin berat dari sebelumnya, tapi rasa itu seperti hilang saat kami melihat Gapura besar tanda bahwa sebentar lagi kami sampai di Pantai Krakal setelah sebelumnya kami melewati Pantai Drini yang terkenal dengan Pohon Drini yang dipercaya ranting pohonnya dapat mengusir roh jahat dan sebuah pulau yang dinamakan Pulau Drini namun untuk menuju Pulau tersebut hanya di saat air laut surut saja tidak saat air laut pasang. Serta Pantai Sepanjang yang cukup bagus dan masih sepi  pengunjung, namun saya kurang tahu kenapa diberikan nama pantai sepanjang mungkin karena garis pantai di pantai ini lebih panjang daripada pantai- pantai lainnya.
Dari Pantai Krakal kami langsung menuju Pantai Sundak karena matahari sepertinya sudah mulai kembali berkandang ke peraduannya. Papan petunjuk arah Pantai Sundak sudah terlihatdi ujung jalan dan bertuliskan jarak 200m lagi. Kami begitu senang raut muka kami (saya pribadi tentunya) semakin“sumringah” (bhs. Jwa) karena sebentar lagi kami sampai di Pantai Sundak namun ternyata jarak 200m itu sepertinya terasa semakin jauh mungkin karena kondisi tubuh kami yang sudah capek tak tertandingi.
Pantai Sundak yang terkenal dengan pemandangan dan pantai pasir putihnya sama halnya dengan pantai- pantai lainnya di Wonosari. Saat kami tiba matahari sudah mulai terbenam, sinar lembayung senja begitu indah untuk diabadikan tanpa diberikan perintah. Kami benar- benar menikmati pemandangan yang indah ini meski kami harus bergulat dengan rasa capek yang menjalar diseluruh tubuh namun semua itu hilang dengan sendirinya.
13001983431000039647
Sunset di pantai Sundak
Kami menghabiskan malam di Pantai ini di sebuah pondok di tepi pantai dengan membayar uang sewa sebesar Rp 15.000,- setelah melalui debat tawar- menawar dengan si empunya tempat. Malam semakin larut, suasana malam ini cenderung sepi tidak seperti hari libur biasanya mungkin karena faktor cuaca yang tidak mendukung. Namun, disebelah pondok kami terlihat beberapa pengunjung lainnya sedang membuat api unggun dan saling bercengkerama menghabiskan malam. Tampak juga aktivitas para warga sekitar yang sedang mencari ikan- ikan karang disepanjang pinggir pantai dan jauh di tengah laut terlihat cahaya terang dari lampu kapal para nelayan yang sedang menangkap ikan.
Pukul 02.35 wib Beruntung kami bertemu dengan sepasang kekasih dari Surabaya yang sedang mengenyam pendidikan Perguruan Tinggi di Yogyakarta ( Mas Bram dan Mb Eni ) yang sudah dengan berbaik hati berbagi kamar kepada kami saat badai angin dan hujan menerpa kawasan pantai ini sehingga kami dapat terlepas dari badai tersebut.
1300198532209246323
Pantai Sundak
Minggu 13 Maret 2011 pukul 07.45 wib, Mata dan kaki sepertinya sudah tak tahan lagi untuk menapakkan jari-jari kaki kecilku diantara pasir dan memandang luasa samudera nan biru walaupun sekarang jadi hitam “butek” (bhs. Jw) karena hujan masih turun namun tidak selebat hujan semalam dan tidak mengurangi rasa keinginanku yang begitu besar untuk segera berendam dan berlari- lari diatas pasir apalagi kali ini saya membawa kamera underwaternya jadi bisa nampang waktu snorkeling.. ahhahaa.. :P
Pukul 11.45 wib Saya dan Bayu bersiap pulang stelah cukup puas menikmati keindahan alam dan harus berpisah dengan Mas Bram dan Mb Eni karena mereka masih ingin menikmati pantai ini. Kembali kami berjalan menembus gerimis hujan menyusuri jalan menuju Pantai Baron yang letaknya jauh 8km didepan. Sepanjang perjalanan sepertinya kami berdua menjadi tontonan, setiap orang yang lewat baik penduduk stempat, pengendara motor, mobil hingga bus- bus pariwisata selalu memandang aneh, sinis tidak karuan, terheran- heran dengan tingkah kami yang memutuskan untuk jalan kaki semoga itu cuma perasaan kami saja. :)
13001988551738299588
Menangkap ikan
Pukul 14.35 wib Kami sampai di Pantai Baron dan berharap bus terakhir menuju Terminal Wonosari masih ada. Namun, sepertinya Tuhan berkehendak lain bus terakhir tidak beroperasi. Kami ditawari untuk naik ojek dengan ongkos Rp 50.000,-/org tapi karena ongkos tersebut cukup mahal bagi kami berdua maka kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju Kantor Kepala Desa Kemadang, tempat terakhir dimana bus berhenti. Padahal jarak Kantor tersebut dari Pantai Baron sekitar 3km, sepertinya kami sudah tidak sanggup lagi terutama saya pribadi yang sudah cukup penat. Beruntung kami bertemu dengan mobil patroli polisi yang sedang bertugas didaerah Pantai Baron dan mau memberikan tumpangan kepada kami hingga Kantor Polsek Tanjung Sari, karena menurut salah satu Pak Polisi bus masih ada disana. Di sepanjang perjalanan kembali kami menjadi tontonan karena mungkin dikira warga kami berdua adalah tawanan. Sesampainya di Polsek Tanjung Sari kami harus kembali menunggu kedatangan bus berharap masih ada bus lain yang beroperasi hinga terminal. Namun setelah sekian lama kami menunggu bus tak kunjung datang membuat kami semakin panik tidak karuan. Lagi- lagi kami sungguh beruntung, bagaimana tidak Bapak Kepala Polsek Tanjung Sari sendiri dengan sukarela memberikan tumpangan kepada kami hinga di Terminal Giwangan karena kebetulan beliau berdomisili di Yogyakarta.
Perjalanan yang sungguh luar biasa, begitu banyak pelajaran yang kami dapatkan. Thanks God for this journey.. :)

Rabu, 23 Maret 2011

About LOVE

Apabila satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain dibukakan. Tetapi acapkali kita terpaku terlalu lama pada pintu yang tertutup sehingga tidak melihat pintu lain yang dibukakan bagi kita.ketoklah Pintu itu?dan masuklah..ingat jangan pintu janda teteangga sebelah…oke

Awal dari cinta adalah membiarkan orang yang kita cinta menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kita inginkan. Jika tidak, kita hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kita temukan di dalam dia.jadi cintailah apa yang dia cintai dan menjadi dirinya..

Hanya diperlukan waktu semenit untuk menaksir seseorang, sejam untuk menyukai seseorang dan sehari untuk mencintai seseorang tetapi diperlukan waktu seumur hidup untuk melupakan seseorang.untuk itu naksirlah seumur hiduup,,,

Kamis, 28 Oktober 2010

merapi ngamuk

Gunung Merapi kembali memuntahkan awan panas pada Kamis sore pukul 16.16 WIB.
"Awan panas kembali muncul, setelah pascaletusan pertama lalu yang terjadi pada Selasa," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Subandriyo, di Yogyakarta, Kamis (28/10/2010).
Menurut dia, awan panas tersebut tergolong masih cukup kecil dengan radius luncuran mencapai sekitar 3,5 kilometer (km) dari puncak Gunung Merapi.
Namun, lanjut Subandriyo, pihaknya belum dapat memastikan arah luncuran karena kondisi cuaca di sekitar puncak Merapi tidak terlalu baik.
Ia memperkirakan, luncuran awan panas tersebut akan diikuti dengan luncuran awan panas berikutnya sehingga ia meminta kepada seluruh masyarakat untuk tetap waspada.
Selain itu, kata dia, luncuran awan panas tersebut akan diikuti dengan munculnya magma dan pembentukan kubah lava baru yang belum terlihat pascaletusan pertama lalu.